Pengantar Ilmu Kebidanan: Sejarah, Peran dan Lingkup Praktik Bidan
Ilmu kebidanan adalah bidang ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, kesuburan, klimakterium, menopause, bayi baru lahir dan balita, serta fungsi reproduksi manusia[^3^]. Ilmu kebidanan juga mencakup seni yang mempersiapkan dan memberikan bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga dan masyarakat dalam hal kesehatan reproduksi[^3^].
Buku Pengantar Ilmu Kebidanan disusun agar pembaca mampu memahami sejarah kebidanan, peran bidan dalam konteks nasional dan global lingkup praktik kebidanan, paradigma dan etika kebidanan, serta kompetensi dan standar pelayanan kebidanan[^1^]. Buku ini juga membahas tentang asuhan kebidanan berdasarkan bukti ilmiah (evidence based midwifery) dan model-model asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya masyarakat[^1^].
download buku ilmu kebidanan pdf
DOWNLOAD: https://bltlly.com/2tGSAl
Buku ini dapat diunduh secara gratis dari situs Google Books dengan mengklik tautan berikut: Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan. Buku ini merupakan hasil karya dari tim penulis yang terdiri dari para ahli dan praktisi kebidanan di Indonesia, seperti Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, MPH, SpOG(K), dr. Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K), Prof. Dr. dr. Gulardi H. Wiknjosastro, SpOG(K), dan lain-lain[^2^]. Buku ini juga telah mendapatkan rekomendasi dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai buku ajar untuk mahasiswa program studi kebidanan[^1^].
Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu kebidanan.Ilmu kebidanan memiliki sejarah yang panjang dan beragam di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, kebidanan telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, seperti Majapahit dan Sriwijaya. Pada masa itu, bidan disebut sebagai dukun bayi yang memiliki pengetahuan tradisional tentang kehamilan dan persalinan. Dukun bayi juga berperan sebagai penasihat dan pendamping bagi perempuan dan keluarganya.
Pada masa kolonial Belanda, ilmu kebidanan mulai berkembang dengan adanya sekolah-sekolah kebidanan yang didirikan oleh pemerintah kolonial. Sekolah-sekolah ini bertujuan untuk melatih para perempuan pribumi menjadi bidan yang dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Namun, sekolah-sekolah ini juga memiliki agenda politik untuk mengontrol populasi pribumi dengan cara mempromosikan keluarga berencana dan aborsi.
Setelah kemerdekaan Indonesia, ilmu kebidanan terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Bidan menjadi salah satu profesi kesehatan yang diakui oleh negara dan masyarakat. Bidan juga berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak, seperti melalui program-program imunisasi, gizi, pemberantasan penyakit menular, dan lain-lain. Bidan juga mulai mengembangkan kompetensi dan spesialisasi mereka sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman.Ilmu kebidanan memiliki manfaat yang besar bagi perempuan, keluarga, dan masyarakat. Ilmu kebidanan dapat membantu perempuan dalam mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab terkait kesehatan reproduksinya. Ilmu kebidanan juga dapat memberikan asuhan yang holistik dan humanis kepada perempuan sepanjang siklus hidupnya, mulai dari masa prakonsepsi, konsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, hingga menopause.
Ilmu kebidanan juga dapat memberdayakan perempuan dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, seperti kekerasan dalam rumah tangga, infeksi menular seksual, kanker serviks, infertilitas, dan lain-lain. Ilmu kebidanan juga dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan dengan cara meningkatkan kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritualnya.
Ilmu kebidanan juga memiliki dampak positif bagi keluarga dan masyarakat. Ilmu kebidanan dapat mendukung keluarga dalam merencanakan jumlah dan jarak anak yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Ilmu kebidanan juga dapat membantu keluarga dalam memberikan asuhan yang optimal kepada bayi dan balita mereka. Ilmu kebidanan juga dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan berkelanjutan dengan cara mengurangi angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan angka harapan hidup, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesetaraan gender. 0efd9a6b88
https://www.clicklms.org/group/mysite-200-group/discussion/59078ae3-719b-4445-8c2a-6488767e6fae
When installing an epoxy floor, patience is key—especially when it comes to drying. The average drying time for an epoxy floor is around 24 to 48 hours for basic use, while full curing can take up to 72 hours. The time needed depends on factors like temperature and humidity levels, as well as the type of epoxy used. To get a long-lasting, durable finish, it’s best to wait until the floor is fully cured before heavy use. For more information on how long epoxy takes to dry and tips for the best outcome, visit How Long Does Epoxy Floor Take to Dry (usaepoxyfloors.com/how-long-does-epoxy-floor-take-to-dry).